Merupakan
seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali.Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan
Wayang. Para Wali di Tanah Jawa
sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di
Jawa Timur,
kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di
Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu “Mana yang Isi (Wayang Wong) dan
Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)”. Pertunjukan wayang telah
diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang
mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga
(Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Saat
ini, wayang tidak hanya sebatas wayang kulit dan wayang orang saja, ada juga
e-wayang yang keseluruhan proses pembuatannya menggunakan sarana dan fasilitas
digital. E-wayang dapat dilihat melalui website
2. Keris
Keris
mendapatkan pengakuan UNESCO pada tahun 2005. Keris yang saat ini
kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat
ini adalah belati penusuk yang unik dengan bermacam bentuk. Selain digunakan
sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural.
Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris
Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.
3.
Batik
Batik diakui sebagai Planet Heritage oleh UNESCO pada
tahun 2009.
Untuk merayakannya, Indonesia menjadikan setiap tanggal 2 Oktober sebagai hari batik
nasional. Batik Indonesia memiliki motif bermacam-macam tergantung pada
daerahnya.
Batik adalah kerajinan yang
memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya
Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan
Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif
perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan
masuknya laki-laki ke dalam bidang
ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis
maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung",
dimana di beberapa daerah pesisir
pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya
merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat
dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat
menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional
hanya dipakai oleh keluarga keratonYogyakarta dan Surakarta.
Jaman
ndisit ana Kabupaten sing jenenge Wirasaba . Kadipaten Wirasaba dipimpin nang
bupati sing jenenge Adipati Wirasaba. Kadipaten Wirasaba kuwe pancen panggonan
sing subur lan makmur, dadi rakyate pada sugih-sugih. Apa bae sing ditandur
pada tukul, hawane adem dadi keton tambah ayem rakyate. Rakyate pada sregep
nyambut gawe, kuwe kaya sifate adipatine sing sregep, jujur, lan adil. Mulane
disenengi nang rakyate karo ratu sing nang mataram.
Adipati Wirasaba duwe ingon-ingon kewan wujude
jaran sing wernane dawuk.
(nang ngapa koh ndadak ngingu jaran?).
Jaran jaman gemiyen pancen penting
banget terutama ngger arep lunga-lunga. Kadipaten Wirasaba tesih melu wilayahe
keraton mataram. Sawijining dina Adipati Wirasaba di undang kon maringmataram kanggo ngadep retune.
(giyeh..mbok kedawan critane, Adipati
Wis ngadep terus bali).
Guli
mangkat karo bali ya numpak jaran. Basa bali kan adoh tekan mataram maring Wirasaba
mulane dewekeleren ndisit nang nggone
batire nang Kadipaten Merden. Agi leren karo madang Ujug-ujug teka kongkonan
kang mataram terus mateni Adipati Wirasaba.
(nah…adipati Wirasaba mati)
Tapi
sedurunge mati adipati wirasaba awet pengemut-emut maring rakyate.
“heh…wong
Wirasaba/Banyumas kabeh, kowe ja ngingu jaran sing wernane dawuk. Nek kowe
nglanggar (ngingu jaran dawuk) kowe arep cilaka kaya aku.
Nah… critane wis rampung, mbok ana
salaeh aku ya njaluk ngapura.